Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2008

Peran Internasional Indonesia Semakin Kuat

"Saya dan Presiden Yudhoyono sudah seperti saudara. Kami akan bersama-sama menciptakan perdamaian dunia," kata Mahmud Ahmadinejad, Presiden Iran. Ahmadinejad tidak sedang berbasa-basi ketika mengucapkan kata-kata tersebut pada Selasa 11 Maret 2008 di Teheran. Iran menyambut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono layaknya saudara. Poster kedua pimpinan sedang bersalaman, terlihat di berbagai tempat strategis di kota Teheran. Setelah saling berangkulan, menyampaikan sambutan kenegaraan, dan melakukan pembicaraan bilateral di Istana Presiden, yang terletak di atas bukit yang tenang, Ahmadinejad menggandeng Yudhoyono keluar istana. Mereka berjalan kaki untuk santap siang. Kunjungan Yudhoyono sangat berarti bagi Iran, negara yang dituding sebagai axis of evil oleh Presiden Amerika Serikat, George W Bush. Sepekan sebelum ke Iran, Indonesia mengambil keputusan dramatis di Dewan Keamanan PBB (DK-PBB) mengenai sanksi tambahan bagi Iran. Dalam sidang DK-PBB untuk menggolkan Resolusi 1803, I

Dunia Perlu Belajar Pada Indonesia

Mungkin salah satu privilege yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah menjadi penduduk sebuah negeri bernama Indonesia . Bagaimana tidak, kita hidup di negeri yang penuh kehangatan hidup, yang bakat utama penduduknya adalah bergembira dan tertawa. Kaya atau miskin, menang atau kalah, mendapatkan atau kehilangan, kenyang atau lapar, sehat atau sakit semuanya potensial untuk membuat kita bergembira dan tertawa. Untuk tetap bisa bergembira dan tertawa Bangsa Indonesia tidak memerlukan pemerintahan yang baik. kita tidak memerlukan perekonomian yang stabil, politik yang bersih, kebudayaan yang berkualitas. Untuk bergembira dan tertawa kita tidak perlu menunggu memiliki pekerjaan bergengsi, rumah nyaman ataupun kendaraan pribadi. Dengan bermodal sebatang rokok, segelas kopi dan dengan menggeser-geser bidak catur dengan diselingi irama dangdut, kemewahan yang bernama tertawa dan gembira sah menjadi milik kita, meski anak istri di rumah harap-harap cemas menanti berapa banyak yang akan kita